Medan, (Analisa). Sebanyak 56 utusan yang merupakan anggota Association of The Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumut mengikuti bimbingan teknis dan sertifikasi biro perjalanan wisata yang dilaksanakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pramindo di Hotel Garuda Citra, Kamis (6/9).
Wakil Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Sumut CHJ Gultom usai membuka bimtek mengungkapkan, bimtek dan sertifikasi tersebut diikuti karyawan yang bergerak di biro perjalanan, wakil pimpinan, bahkan owner yang masih baru bergerak di bidang usaha pariwisata.
“Animo mengikuti bimtek ini cukup tinggi. Hal ini dikarenakan sudah ada kesadaran di kalangan pelaku usaha pariwisata bahwa sertifikasi kompetensi salah satu syarat untuk memperpanjang izin usaha. Di samping sertifikasi ini suatu bentuk pengakuan kompetensi SDM yang memang berkompeten di bidang tersebut. Jika kita tidak batasi, pesertanya pasti sudah membludak,” jelas CHJ Gultom.
Apalagi pelaku usaha pariwisata bergerak di bidang umrah. Umrah ini kalau bisa perusahaannya ISO:9001. Selain itu, harus sertifikasi usaha, harus sertifikasi pegawai.
“Sehingga jika dilihat, anggota ASITA dalam bimtek merupakan pelaku usaha wisata religi/umrah yang sebelumnya tidak terlalu banyak ikut dalam bimtek pariwisata seperti ini. Mereka berbondong-bondong ikut. Ini satu hal yang positif,” tuturnya.
Walaupun mereka bergerak di bidang umroh, sambungnya, namun kompetensi mereka dalam mendiversifikasi produk kepada pariwisata biro perjalanan sekuler bisa juga mereka lakukan. Karena pegawainya sudah tersertifikat dan kemampuannya sudah ada.
Dikatakannya, untuk mengikuti kesempatan bimtek tersebut, sebelumnya peserta harus mengajukan diri dan memenuhi persyaratan, yakni, mendaftar dengan mengisi formulir yang disediakan. Lalu, melengkapi kurikulum vitae dan rekam jejak karier dan sertifikat apa yang sudah didapatkan selama bekerja di biro perjalanan. “Semua, itu dilampirkan sebelum masuk ke dalam materi bimtek yang disajikan tujuh asesor yang tergabung dalam LSP Pramindo,” jelasnya.
Kenapa ada sertifikasi
Di kesempatan itu, Gultom juga menyampaikan apa alasan hingga dibutuhkannya sertifikasi profesi bagi para pelaku usaha pariwisata. Ketika world free trip order ini diciptakan dunia barat, semakin diperhatikan, lama kelamaan merambah ke seluruh dunia secara ekonomi.
Dengan kondisi ini, siapa yang kuatlah yang menjadi pemenang. Jadi mau tidak mau, suka atau tidak suka, masyarakat ekonomi ASEAN ini memang harus tampil sebagai kekuatan ekonomi terintegrasi meskipun negara berbeda. (mc)
Recent Comments